Resensi buku

Judul buku: Sistem Tanam Paksa di Jawa
Penulis: Robert Van Niel
Penerbit: LP3ES
Tahun terbit: 2003
Jumlah halaman: 304 halaman

Sinopsis buku
Pulau Jawa pada tahun 1830, diterapkanlah Sistem Tanam Paksa atau yang disebut dengan Cultuurstelsel oleh gubenur jendral Hindia Belanda saat itu yaitu Johannes van den Bosch. Periode penerapan Sistem tanam paksa ini cukup panjang yaitu 40 tahun (1830-1870). Pada tanggal 13 Agustus 1830, penanaman tebu masuk dalam sistem tanam paksa. Dengan masuknya penanaman tebu ke dalam sistem tanam paksa, terjadi perubahan tentang bagaimana tanaman tebu dikelola dari menanam hingga proses penggilingan hingga diekspor. Rencana kebijakan van den Bosch mencakup penggunaan pola pola kekuasaan tradisional Jawa dengan mengendalikan kelompok Elite agar bisa diperoleh kuasa atas tanah dan tenaga kerja yang akan dipakai untuk memproduksi tanaman dagang. Sistem Tanam Paksa yang banyak diterapkan di desa-desa Jawa membuat perubahan yang nyata di wilayah garapan sistem ini. Umumnya pedesaan di tanah Jawa menggunakan birokrasi tradisional Jawa disertai dengan memberlakukan dengan Sistem Tanam Paksa. Selama diberlakukannya sistem tanam paksa ini, desa lebih bisa menyesuaikan dengan kondisi perkembangan zaman. Pengerahan tenaga kerja dengan upah murah dapat mengutungkan para pemodal, namun di sisi lain hal ini menjadi sebuah eksploitasi. Para penulis Sistem Tanam Paksa seperti van Soest, van Deventer, Pierson, Gonggrijp dll. Menyimpulkan bahwa pelaksanaan Sistem Tanam Paksa merupakan Eksploitasi yang menyengsarakan masyarakat Jawa. Terutama pada periode laba besar-besaran (1840-1860) berada di tangan Belanda, terlihat bahwa Sistem Tanam Paksa merupakan eksploitasi Belanda. Dari sumber sejarah yang bersifat Indonesia-sentris, dikatakan bahwa Sistem Tanam Paksa penghisapan yang menciptakan kesengsaraan kepada kaum Tani. Dalam buku ini, penulis selain menerangkan penderitaan rakyat Jawa akibat pelaksanaan Sistem Tanam Paksa, juga menerangkan tentang keuntungan dari sistem tersebut. Oleh karena itu terdapat dua sudut pandang pada buku ini.

Kelebihan dan kekurangan buku:
Kelebihan:
buku ini menggunakan refrensi dari berbagai sumber dan berbagai sudut pandang tentang pelaksanaan Sistem Tanam Paksa. Jadi dalam buku ini selain dijelaskan dari sudut pandang bahwa Sistem Tanam Paksa bersifat menghisap dan menyengsarakan rakyat khususnya kaum Tani, juga dijelaskan sudut pandang yang menyatakan bahwa Sistem Tanam Paksa memiliki sisi yang menguntungkan bagi rakyat.
Kekurangan:
Dalam versi terjemahannya, terdapat beberapa penggunaan tanda baca dan kalimat yang kurang sesuai sehingga sedikit membingungkan pembaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Zaibatsu dalam Pengembangan Jepang pada Periode Kaisar Meiji Tahun 1868-1912